Coding

24 November 2025 • 3 menit baca

Vibe Coding: Gaya Ngoding Baru dengan Prompt AI yang Semakin Tren

D

Danendra N R

Penulis di Zelixify Blog

Vibe Coding: Gaya Ngoding Baru dengan Prompt AI yang Semakin Tren

Vibe coding adalah gaya pemrograman di mana developer menggunakan perintah dalam bahasa natural (natural-language prompts) untuk memandu sistem AI menghasilkan kode, alih-alih menulis setiap baris kode secara manual. Dengan pendekatan ini, fokus berpindah dari mengetik kode ke memberi instruksi yang tepat, mengevaluasi hasil AI, serta memperbaiki dan menyempurnakannya.

Apa yang Membuat Vibe Coding Unik?

Dalam vibe coding, developer berinteraksi secara conversational dengan AI—seolah berdialog dengan rekan kerja—dan berkata misalnya: “Buat aplikasi web sederhana dengan autentikasi Google dan anti-spam”, kemudian AI menghasilkan struktur proyek, model data, dan kode dasar. Developer kemudian menguji, meminta perbaikan, atau menambahkan detail lewat prompt baru.

Dengan kata lain: lebih sedikit mengetik kode secara langsung, lebih banyak mengarahkan dan menyempurnakan kode yang dihasilkan AI.

Kapan dan Mengapa Tren Ini Muncul?

  • AI besar (LLM) seperti model kode generatif makin mampu memahami instruksi dalam bahasa sehari-hari dan menghasilkan kode yang cukup baik untuk prototipe.
  • Developer mencari cara lebih cepat untuk membuat ide menjadi produk, tanpa harus setup proyek dari nol atau menulis boilerplate berjam-jam.
  • Orang non-developer juga mulai ingin mewujudkan ide digital; vibe coding memberi jalan karena instruksinya dalam bahasa natural.

Bagaimana Cara Mempraktikkannya?

Berikut alur umum vibe coding:

  1. Tuliskan prompt/kebutuhan secara jelas: misalnya “Buat API CRUD untuk catatan keuangan dengan login sosial dan send email notifikasi”.
  2. AI menghasilkan kerangka proyek: struktur folder, model, controller stub, route, dll.
  3. Developer menjalankan kode, menguji, dan menemukan aspek yang perlu diperbaiki.
  4. Berikan prompt tambahan: “Refactor controller agar hanya user yang bisa mengakses catatannya sendiri”, atau “Tambahkan unit test untuk route X”.
  5. Ulangi proses hingga hasil sesuai harapan, lalu deploy atau integrasikan ke proyek besar.

Kelebihan dari Vibe Coding

  • Prototipe cepat — ide bisa diuji dalam hitungan jam dibanding hari atau minggu.
  • Memudahkan pengguna dengan latar-belakang non-teknis untuk membuat aplikasi dasar.
  • Developer bisa fokus ke fitur inti dan logika bisnis daripada boilerplate dan setup.

Tantangan dan Catatan Penting

Meski menjanjikan, vibe coding punya beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan:

  • Kode yang dihasilkan AI mungkin sulit dipahami atau diuji secara mendalam jika developer tidak memeriksa dengan seksama.
  • Risiko keamanan, bug tersembunyi atau arsitektur yang kurang optimal jika tidak di-review.
  • Untuk sistem produksi besar atau kritis, pendekatan ini belum selalu bisa menggantikan engineering tradisional.

Siapa yang Bisa Menggunakan Vibe Coding?

Vibe coding cocok untuk:

  • Developer yang ingin membuat prototipe atau versi minimal produk dengan cepat.
  • Pembelajar, kreator, atau pemula teknologi yang punya ide tapi belum mahir teknik pemrograman penuh.
  • Tim kecil startup yang butuh validasi ide tanpa investasi besar ke infrastruktur atau coding manual.

Kesimpulan

Vibe coding adalah paradigma baru dalam pengembangan software—mengubah cara kita berpikir tentang “coding”. Alih-alih fokus utama ke menulis kode baris demi baris, sekarang lebih ke “menyusun instruksi” dan “mengarahkan AI” untuk membuat kode. Dengan pendekatan ini, ide bisa diwujudkan lebih cepat, namun tetap memerlukan kewaspadaan terhadap kualitas, keamanan, dan pemahaman terhadap kode yang dihasilkan.

“Dalam dunia vibe coding, idemu berbicara, AI mengetik, dan kamu mengevaluasi.”

D

Danendra N R

Penulis di Zelixify Blog

Ingin Aplikasi dengan UI/UX Menakjubkan?

Tim desainer dan developer kami siap mewujudkan aplikasi impian Anda dengan pengalaman pengguna terbaik.

Konsultasi Gratis via WhatsApp

Bagikan Artikel